Selasa, 16 Desember 2014

SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA SEKOLAH



SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA SEKOLAH

Oleh: Jalaluddin
(Dosen Fkip USM)


Abstrak


Pengembangan kapasitas sekolah adalah upaya-upaya yang dilakukan secara sistematik untuk menyiapkan kapasitas sumberdaya sekolah (sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya), pengem-bangan kelembagaan sekolah, dan pengembangan sistem sekolah agar mampu dan sanggup menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam kerangka untuk meng-hasilkan output yang diharapkan. Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan menjadi 1) sumber daya bukan manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, 2) sumber daya manusia yang meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat yang memiliki keperdulian kepada sekolah, 3) sumber daya fisik  yang meliputi bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik sekolah, dan sumber daya keuangan yang meliputi keseluruhan dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.


Kata kunci: Pengelolaan dan Sumber Daya Sekolah


Pendahuluan
Sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang komplek atau terorganisi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian yang membentuk suatu kebetulan/keseluruhan yang komplek atau utuh.Tatang, (2011:9). Sistem itu metupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan, Campell (1979).
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insane tertentu. Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter, dan seterusnya, khusus lewat persekolahan formal, Saiful (2011:1)
Sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terhimpun kelompok-kelompok manusia yang masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok saling melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan. Kelompok-kelompok manusia yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang terdiri dari : Kepala Sekolah, guru-guru, tenaga administrasi / staf, peserta didik, dan kelompok orang tua siswa.
Sekolah  memiliki  sumber  daya  yang dapat  dimanfaatkan  untuk  mencapai  tujuan- tujuan  pendidikan.  Sumber  daya  pendidikan  di  sekolah  dapat  dikelompokkan menjadi: a) Sumber  daya  bukan manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, b) Sumber daya manusia (SDM) yang meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan  lainnya, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat yang memiliki keperdulian kepada sekolah, c) Sumber daya fisik (SDF) yang meliputi bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga  pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik sekolah, dan d) Sumber daya keuangan (SDK) yang meliputi keseluruhan dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan meliputi: (1) Perencanaan program sekolah (2) Pelaksanaan rencana kerja sekolah (3) Monitoring dan evaluasi (4) Kepemimpinan sekolah/madrasah dan (5) Sistem informasi manajemen. Sedangkan, standar pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah meliputi: (1) Perencanaan program pemerintah daerah (2) Pengelolaan program wajib belajar (3) Pengelolaan program peningkatan angka partisipasi jenjang pendidikan menengah (4) Pengelolaan program pendidikan keaksaraan; (5) Pengelolaan program penjaminan mutu satuan pendidikan (6) Pengelolaan program peningkatan status guru sebagai profesi (7) Pengelolaan program akreditasi pendidikan; (8) Pengelolaaan program peningkatan peningkatan relevansi pendidikan dan (9) Pengelolaan program pemenuhan standar pelayanan minimal bidang pendidikan.

1.   Pengelolaan Sumberdaya Bukan Sekolah
  1. Pengelolaan Progam Sekolah
Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik di sekolah jika didukung oleh adanya  program, baik di tingkat kelas, sekolah, maupun tingkat gugus. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan harus dikelola dengan baik yang tersusun dalam sebuahprogram sekolah. Proses penyusunan program ini merupakan proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain program adalah suatu kegiatan dalam membuat atau membentuk pengelolaan sekolah secara mandiri berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis situasi dan kondisi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan tuntutan masyarakat. Dalam menyusun program peran serta sumber daya manusia yang ada perlu dilibatkan seperti:1) Kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi, 2) Orang tua/wali siswa, 3) Tokoh masyarakat, 4) Utusan siswa, dan 5) Pengawas.
Langkah-langkah dalam penyusunan program sekolah antara lain sebagai berikut:
a.       Menentukan Visi, Misi, Tujuan sekolah dan Target Sekolah
Visi sekolah adalah gambaran tentang kualitas pendidikan di tingkat sekolah yang  diinginkan di masa depan. Cara merumuskan visi sekolah antara lain sebagai berikut:a) Mempelajari visi pendidikan nasional, b) Mempelajari visi pendidikan di tingkat propinsi, c) Mempelajari visi pendidikan daerah dan d) Merumuskan visi sekolah yang dapat dicapai  dalam jangka waktu tertentu.
Misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi, yang telah dirumuskan. Cara merumuskan misi sekolah adalah dengan melakukan kegiatan: a) Mempelajari visi sekolah dan b) Merumuskan tindakan untuk mencapai visi sekolah. Sementara itu, tujuan sekolah adalah penjabaran dari visi, misi ke dalam operasional yang dapat dicapai dalam kurun waktu yang pendek misalnya dalam satu tahun ke depan. Sedangkan target sekolah adalah penjabaran tujuan yang ingin dicapai ke dalam  target  seperti  peningkatan  mutu  akademik  (prestasi  belajar)  dan  non akademik (kesenian, pramuka, olahraga, sikap) yang harus dicapai dalam setiap tahun ajaran, semester, dan bulanan.
Cara-cara untuk mencapai target sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Membangkitkan dedikasi guru dengan cara meluruskan niat pengabdian sebagai sumber daya manusia yang melaksanakan tugasnya secara professional, 2) Membuat kesepakatan tugas (kewajiban) imbalan (hak) ganjaran jika berprestasi dan sanksi jika mengingkari kewajiban berdasarkan aturan yang disepakati, 3) Menanamkan rasa memiliki pada seluruh warga sekolah dan masyarakat terhadap sekolah, 4) Melakukan rapat berkala untuk mengetahui kemajuan, mencari solusi bersama dalam menghadapi dan memecahkan masalah dan 5) Menciptakan iklim kerja yang kondusif sehingga tercipta suasana kerja yang menyenangkan dan saling mendukung
b.      Mengambil Keputusan Strategis
Keputusan  strategis  adalah  cara  jitu  yang  dikembangkan  untuk  mengatasi tantangan dan  meraih peluang dengan mempertimbangkan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah dalam  mencapai hasil maksimal sesuai dengan tujuan. Keputusan strategis perlu dilakukan agar sekolah memiliki perencanaan yang tepat untuk memperoleh keunggulan kuantitas dan kualitas (akademik/non akademik) sesuai keinginan dan tuntutan masyarakat dengan dukungan maksimal dari sumber daya yang dimilikinya.
Cara yang dapat ditempuh dalam       melakukan pengambilan keputusan strategis adalah dengan melakukan analisis situasi dan kondisi yang berkenaan dengan: a) Pengidentifikasian masalah, b) Pengumpulan data, c) Penganalisian kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman secara komprehensif (tenaga kependidikan, keuangan, kegiatan belajar mengajar, sarana/prasarana, kesiswaaan, kerjasama, dan d) Penentuan skala prioritas.
Setelah melakukan analisis dan kondisi seperti di atas, maka pengambilan keputusan strategis lain yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut: a) Menyusun program kerja, b) Menyusun pembagian tugas, c) Menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan d) Menyusun anggaran yang diperlukan.
Program kerja yang baik adalah program kerja yang dapat dilaksanakan sesuai kemampuan dapat diukur kemajuannya memiliki rincian siapa yang melaksanakan, dimana dan kapan dilaksanakan, serta biaya yang diperlukan untuk bisa melaksanakan program kerja itu.

  1. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum mesti diarahkan supaya pembelajaran berjalan dengan baik dengan mengacu pada pencapaian tujuan belajar siswa. Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang dialami siswa. Tahapan dalam pengelolaan kurikulum di sekolah adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap pengendalian.
Sebernarnya di sekolah, pengelolaan kurikulum adalah kegiatan mengoperasionalkan visi, misi, tujuan, dan target sekolah dengan mengacu pada kurikulum nasional dan lokal yang berlaku sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang dijabarkan dalam program tahunan dan program semesteran berdasarkan kalender pendidikan.
Program tahunan sekolah adalah rancangan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah menurut kelas dalam satu tahun ajaran. Sedangkan program semesteran sekolah adalah rancangan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk semua mata pelajaran menurut kelas dalam satu semester pada tahun ajaran berjalan.
Cara yang dapat ditempuh dalam menyusun program tahunan kegiatan belajar mengajar antara lain sebagai berikut:1) Menentukan hari belajar efektif dengan berpedoman pada hari belajar efektif yang berlaku, 2) Menentukan hari belajar efektif per minggu dan melakukan analisis materi pelajaran dengan mempertimbangkan: pencapaian tujuan, kedudukan  mata pelajaran dalam mata pelajaran lainnya, nilai aplikasinya, kemuktahiran, karakteristik pelajaran, dan kebutuhan sekolah, 3) Menugaskan tenaga kependidikan untuk menyusun program tahunan, 4) Melakukan pembahasan program tahunan, 5) Menyusun jadwal pelajaran,6) Menyepakati perlunya untuk menyusun rencana pelajaran, 7) Membahas bersama rencana pelajaran yang disusun guru, 8) Melakukan supervisi secara berkala,9) Mengembangkan sistem penilaian, 10) Memenuhi media pembelajaran, 11) Menyepakati sistem pemberdayaan yang dapat mengakomodasi kemajuan belajar siswa; dan 12) Menyepakati bahwa pembelajaran senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip didaktik dan metodik yang baik.



1.   Pengelolaan Sumber Daya Manusia
  1. Pengelolaan Personil Sekolah
Pengelolaan personil sekolah adalah kegiatan pembinaan dan pemberdayaan personil yang ada di sekolah dan masyarakat untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Cara yang dapat ditempuh dalam pengelolaan personil di sekolah adalah dengan melakukan pembinaan dan pemberadayaan yang terarah dan terus menerus agar personil yang ada dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Pembinaan dan pemberdayaan personil mencakup pembinaan akademis atau profesionalnya, karier dan kesejahteraan.
Untuk mengelola sumber daya manusia di sekolah agar memiliki kecakapan, motivasi dan kreativitas secara maksimal, maka hendaknya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Identifikasi staf / pegawai
Tahapan ini erat kaitannya dengan rencana pengadaan pegawai. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu sekolah, lembaga ataupun organisasi, maka diperlukan adanya rencana kepegawaian. Namun sebelumnya harus dilakukan analisis pekerjaan ( job analysis ) dan analisis jabatan untuk memperoleh diskripsi tentang tugas – tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Identifikasi staf atau pegawai merupakan pengenalan terhadap kualitas yang dimiliki oleh para calon staf baik dari sisi derajat kepribadian, keinginan atau harapan, motivasi serta keahlian yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan atau jenis pekerjaan / kedudukan yang diberikan pada mereka.
Identifikasi dibedakan menjadi rekruitmen dan seleksi. Rekruitmen merupakan proses identifikasi calon-calon staf yang secara potensial akan diterima. Sedang seleksi merupakan proses pemilihan calon-calon yang tingkat kualitasnya seperti kepribadian, kebutuhan atau harapan, motivasi serta kecakapan / keahlian memang betul-betul telah memiliki persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan / jabatan khusus yang akan ditugaskan. Seleksi itu biasanya dilakukan dengan serangkaian ujian baik secar lisan, maupun praktek. Namun adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan secara intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau mutasi.
  1. Penempatan
Bila rekruitmen pegawai telah mendapatkan calon – calon pegawai yang sesuai dengan kualifikasi pegawai yang ditetapkan, maka pimpinan menentukan kemungkinan penempatannya. Tujuan pokok penempatan adalah mencari kepastian secara maksimal tentang kesesuaian antara jabatan / tugas yang harus diisi dengan kemampuan dan keahlian individu serta karakteristik pribadi para individu.
3.      Penyesuaian Diri
Tujuan utama penyesuaian adalah untuk membantu seorang pegawai baru memahami dan beradaptasi pada harapan, peran, dan mengembangkan rasa ikut memiliki dan mengenali sekolah dan masyarakat. Tahapan ini berkaitan erat dengan pembinaan dan pengembangan staf atau pegawai. Di mana fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.
4.      Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan dan keberhasilan pegawai seorang pimpinan perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerja pegawainya. Evaluasi mencakup penilian terhadap tingkat penampilan dari masing-masing personel / staf dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penampilan yang dimaksud di sini mencakup. prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah, dan juga kepribadian pegawai. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. ( Mulyasa, 2007 : 42 – 45 ).
Menurut Ismed Syarif, ada beberapa hal yang penting untuk dinilai dalam daftar penilian pegawai, yaitu :1) Kemampuan kerja, 2) Kerajinan, 3) Kepatuhan disiplin kerja, 4) Rasa tanggung jawab terhadap tugas, 5) Hubungan kerja sama, 6) Kelakuan di dalam dan di luar dinas, 7) Prakarsa (inisiatif), 8) Kepemimpinan, 9) Pekerjaan pada umumnya ( Suryosubroto, 2004 : 90 – 91 ).
5.      Perbaikan
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, maka perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan professionalisme dan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pegawai yang telah diidentifikasi. Perbaikan itu bisa berupa pendidikan dan latihan yang merupakan suatu bentuk program pengembangan sumber daya manusia ( personal development ). Hal ini mengacu pada arti daripada pendidikan dan latihan yang merupakan suatu program belajar yang direncanakan untuk menghasilkan anggota staf demi memperbaiki penampilan seseorang yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan ( Wahjosumidjo, 2007: 380 ).
6.   Kompensasi pegawai.
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan, dan lain-lain. Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi pengelolaan, karena imbalan oleh para pegawai tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya, akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia.
7.      Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Untuk selanjutnya mungkin masing-masing pihak terikat dalam perjanjian dan ketentuan sebagai bekas pegawai. Sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu :1) Pemberhentian atas permohonan sendiri, 2) Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah,bagi yang berstatus pns, 3) Pemberhentian oleh sebab-sebab lain, seperti meninggal dunia, hilang, habis masa cuti tetapi tidak melaporkan, dan lain-lain.
  1. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam organisasi, baik buruk organisasi sering kali sebagian besar tergantung pada faktor  pemimpin. Berbagai riset juga telah terbukti bahwa pemimpin memegang peranan penting dalam pengembagan organisasi. Faktor pemimpin yang sangat penting adalah karakter. Seorang kepala sekolah harus mampu mengerakkan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan, motivasi dan kreativitas secara maksimal untuk:
  1. Memungkinkan sekolah mengatasi ketidakpastian atau kelemahan (infirmity);
  2. Menyesuaikan progam pendidikan secara terus-menerus terhadap kebutuhan hidup individu dan kebutuhan kompetisi di dalam masyarakat yang dinamis;
  3. Menggunakan kepemimpinan yang membentuk organisasi kemanusiaan didalam cara yang sesuai antara kepentingan individu dengan kepentingan sekolah;
  4. Menciptakan kondisi dan suasana kondusif untuk meningkatkan pertumbuhan sikap kepeloporan / sukarela dan efektifitas individu secara maksimal;
  5. Mempengaruhi orang-orang biasa, sehingga mampu tampil dalam bentuk yang luar biasa. ( Wahjosumidjo, 2007 ).
Peranan sumber daya manusia terkait erat dengan keberhasilan sebuah organisasi. Dan yang penting juga untuk diketahui bahwa di dalam organisasi seperti sekolah akan selalu terjadi problem kemanusiaan, yang menurut William B. Castetter ( dalam Wahjosumidjo, 2007 ) adalah sebagai berikut :a) Kesenjangan komunikasi, b) Pemberian penghargaan yang tidak efektif, c) Ketiadaan ( lack ) otoritas, d) Supervisi yang tidak tepat, f) Pemberian kompensasi yang tidak seimbang, g) Kedudukan yang tidak aman, h) Ketidaklenturan karir,i) Kekurangan personil,j) Rekruitmen dan usaha seleksi yangh tidak produktif, k) Ketidakpuasan jabatan, l) Pergantian yang berlebih-lebihan, n) Kelambatan dan ketidakhadiran;ketidakadilan pemberian tugas dan kesempatan promosi; danm) Akibat negative yang tumbuh sehingga klien sekolah seringkali bersekutu dengan tawar menawar bersama (bargaining) di dalam sektor masyarakat umum.
Jelas sekali dari paparan di atas betapa peranan sumber daya manusia sangat dominan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi sekolah, sehingga sudah seharusnya seorang kepala sekolah betul-betul memahami pengelolaan sumber daya manusia mulai dari proses rekrutmen sampai pemberhentian.
c.       Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing dikenal dengan nama “school  plant  administration”, yang mencakup lahan, bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana diartikan sebagai kegiatan mulai dari kegiatan perencanaaan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan sampai dengan penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran.
Cara yang dapat ditempuh oleh sekolah dalam merencanakan sarana pendidikan, di antaranya, adalah sebagai berikut:1) Merencanakan kebutuhan alat pelajaran (buku, alat praktik, bahan praktik, dan alat laboratorium), alat peraga, dan media pengajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan memperhatikan jumlah siswa yang ada, 2) Mendiskusikan jenis alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran yang harus dibeli dan dikembangkan atau dibuat sendiri, 3) Mengadakan didasarkan pada prioritas, 4) Mencatat fasilitas perpustakaan dengan cermat dan tertib dan 5) Menentukan penanggung jawab laboratorium dan perpustakaan.










Kesimpulan
1.   Pemimpin organisasi yang dalam hal ini diperankan oleh kepala sekolah harus mampu mengelola organisasi dengan baik pada aspek pengelolaan personalia sebagai sumber daya manusia yang menjadi motor penggerak suatu organisasi.
2.   Pengelolaan ini dimanifestasikan pada job description yang jelas untuk menghindari terjadinya job overlapping. Pengelolaan ini dimulai sejak tahap rencana pengadaan pegawai, penempatan, penyesuaian diri, evaluasi, perbaikan, kompensasi pegawai sampai pemberhentian pegawai.
3.   Dibutuhkan konsentrasi kepemimpinan dalam arti kesungguhan dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara: memelihara para anggotanya, berinisiatif dan berkreatifitas dalam menjalankan tugas-tugasnya sehingga terjadi hubungan proses administrative dan akan saling mengaitkan proses administrasi yang pada akhirnya akan tercipta keserasian antara tujuan organisasi.
4.   Kepala sekolah, pengawas sekolah, konselor, guru dan tenaga kependidikan adalah agen perubahan, sedangkan objek perubahan adalah, institusi, kurikulum, pembelajaran.
5.   Model manajemen sekolah menggunakan MBS menawarkan untuk penyediaan pendidikan yang lebih baik memadai bagi para siswa.




DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, dkk, (2006), Manajemen Berbasis Sekolah, Quantum Teaching: Ciputat, Jakarta Selatan.
Fattah,  Nanang.  (2001).  Strategi  Manajemen  Sumber  Daya  Pendidikan,  dalam Modul MBS, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, Bandung
Jalauddin, (2013) Kepemimpina Kepala Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah: Palee Indonesia. Yokyakarta.
Jalaluddin, ( 2010) Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah: Jurnal Pendididkan Seambi Ilmu.
Jalaluddin, (2011) Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru: jurnal Serambi Ilmu.
Jalaludin, (2013) Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah: Serambi Academika, LPPM-USM)
Muhaimin, (2011) Manajemen Pendidikan, Penerbit, Prenata Media Group, Jakarta.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Rosda Karya. Jakarta
Malayu, (2007) Manajemen Sumber daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tim MBS Kota Bandung. (2001). Manajemen Keuangaan Sekolah, dalam Panduan Pelatihan  Kepala  SD  dan  Stakeholders  dalam  rangka  Implementasi  MBS, Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Ruswandi (2010) Pengembangan Sumber Daya Sekolah. Jurnal Pendidikan Dasar Upi
Wahjosumidjo. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo

2 komentar:

Teguh Priyanto mengatakan...

ijinmerujuk yak ...

martina mengatakan...

menambah pengetahuan tentang tentang oengelolaan , terimakasih

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes